Jangkauan sinyal telepon seluler GSM
milik operator dalam negeri ternyata tak berkutik melawan kuatnya sinyal
milik operator dari Malaysia di kawasan perbatasan. Masalah ini dinilai
serius bagi masyarakat setempat.
Kejadian
ini terjadi di kawasan perbatasan antara Desa Simanggaris, Sungai Ular,
Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur (Kaltim) dan kawasan Tawau,
Malaysia.
"Kita sudah meminta pemerintah pusat untuk
mendesak operator GSM nasional memperkuat sinyalnya di kawasan itu,"
kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Propinsi Kaltim, Jauhar
Effendi, kepada detikINET saat berada di Kota Tarakan, Kaltim, Minggu
(7/3/2010).
Fakta tersebut juga dialami ketika
berkunjung ke Dermaga Sungai Ular, Simanggaris, Kabupaten Nunukan, Jumat
lalu. Saat berada di tempat tersebut, tidak satu pun sinyal operator
seluler GSM nasional yang berhasil didapatkan.
Sebaliknya,
pelanggan seluler dalam negeri malah masuk dalam roaming operator
seluler GSM Malaysia, Maxis. Pada layar ponsel pun tertulis "Welcome to
Malaysia! Maxis Wishes you a pleasant stay. The current FOREX rate dated
06-03-2010 is 2718.28IDR = 1MYR". Padahal, saat tulisan itu muncul,
pelanggan masih berada di wilayah Kaltim.
Sinyal seluler GSM
operator nasional hanya bisa diperoleh setelah kian mendekati pelabuhan
laut Nunukan. Di pelabuhan ini, pelanggan juga kerap mendapati sinyal
operator GSM Malaysia lainnya seperti Celcom dan DiGi.
Menanggapi
hal itu, Jauhar menegaskan kehadiran sinyal operator seluler Malaysia
tidak dapat dihindari atau dilarang oleh mereka. Bahkan, siaran radio
Malaysia pun dapat terdengar dengan jelas di Nunukan, yang disiarkan
dari Tawau, Malaysia.
"Ya, kita harapkan operator GSM nasional
dapat lebih memperkuat sinyal mereka di perbatasan dengan Malaysia.
Jangan hanya memikirkan sisi bisnis dengan mengesampingkan rasa
nasionalisme," tambah Jauhar.
Syaiful, salah seorang warga Nunukan yang
bekerja sebagai ABK kapal melayani pelayaran Nunukan-Tawau, Malaysia,
mendapati sinyal operator seluler GSM nasional kerap kalah bersaing
dengan sinyal dari negara tetangga.
"Sebagian yang saya tahu, ada
juga warga Nunukan yang menggunakan kartu My Maxis," lirih Syaiful saat
ditemui detikINET.